Erupsi Akneiformis Pada AML Dengan Regimen Kemoterapi “3 + 7”

Authors

  • Bayu Prio Septiantoro Instalasi Farmasi, RSUP Dr. Kariadi, Indonesia
  • Indra Pradipta Instalasi Farmasi, RSUP Dr. Kariadi, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36408/mhjcm.v8i2.609

Keywords:

Erupsi akneiformis, sitarabin, daunorubisin, kemoterapi

Abstract

Latar belakang: Kemoterapi bertanggung jawab terhadap sebagian besar manifestasi kulit dalam perawatan pasien kanker. Daunorubicin selama 3 hari ditambah sitarabin selama 7 hari untuk kemoterapi induksi pada pasien dengan AML dikenal sebagai regimen “3 + 7.” Walaupun erupsi akneiformis biasanya muncul pada pasien yang mendapatkan agen penghambat EGFR dan antibodi monoclonal, reaksi kulit ini juga dapat dialami pasien yang mendapatkan regime daunorubicin atau sitarabin.

Laporan kasus: Seorang wanita berusia 19 tahun dengan diagnosa AML masuk rumah sakit untuk menjalani kemoterapi dengan regimen 3+7 (daunorubicin 45mg/m2 selama 3 hari dan sitarabin 100mg/m2 selama 7 hari). Setelah hari pertama kemoterapi diberikan, muncul akne berupa bintik merah di wajah dan bertambah berat setelah sesi kemoterapi selesai dimana meluas hingga ke leher, dada dan punggung bahkan ke daerah kulit kepala, dengan adanya rasa gatal, papul dan eritema. Ia terdiagnosa erupsi akneiformis.

Tujuan:  Untuk melaporkan kasus reaksi kulit berupa erupsi aneiformis pada pasien dengan diagnose AML yang menjalani kemoterapi dengan regime 3+7.

Pembahasan: Lesi erupsi akneiformis biasanya muncul sebagai papula dan pustula inflamasi monomorfik yang biasanya melibatkan wajah, leher, dada, punggung atas dan dapat diperluas hingga selain daerah seboroik. Beberapa karakteristik dapat membantu untuk mendukung hubungan potensial antara obat dengan munculnya akne. Diantaranya yang teridentifikasi pada pasien ini yaitu timbulnya akne secara tiba-tiba tanpa adanya riwayat akne vulgaris sebelumnya, lesi monomorfik dengan inflamasi, serta sedikit komedo dan kista. Terdapat empat tingkatan yang dapat digunakan dalam mengklasifikasikan keparahan efek samping kulit ini dimana tingkat III (berat) dapat diberikan antibiotik secara oral seperti klindamisin 300mg/12 jam.

Kesimpulan: Reaksi kulit berupa erupsi akneiformis dapat muncul pada pasien yang mendapatkan obat selain EGFR inhibitor dan antibodi monoclonal yaitu daunorubisin dan atau sitarabin. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui agen spesifik yang menjadi penyebab, serta mekanisme terjadinya reaksi tersebut.

Downloads

Download data is not yet available.

References

1. British Columbia Cancer Agency [Internet]. Symptom management Guidelines: acneiform rash. BC Cancer Agency [created 2016 September; cited 2019 January 17]. Available from: http://www.bccancer.bc.ca/nursing-site/Documents/1.%20Acneiform%20Rash.pdf.
2. Cetkovska P, Pizinger K, Cetkovsky. High dose cytosine arabinoside-induce cutaneous reactions. JEADV. January 2002; 16,481-485.
3. Dessinioti C, Antoniou C, Katsambas A. Acneiform eruptions. Clin Dermatol [Internet]. January 2014 [cited 2019, January 16]. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.clindermatol.2013.05.023.
4. DeWitt CA, Siroy AE, Stone SP. Acneiform eruptions associated with epidermal growth factor receptor-targeted chemotherapy. J Am Acad Dermatol. March 2007; 56(3):500–5.
5. Du-Thanh A, Kluger N, Bensalleh H, Guillot B. Drug-induced acneiform eruption. Am J Clin Dermatol. August 2011; 12(4):233–245.
6. Farshchian M, Ansar A, Zamanian A, Rahmatpour-Rokni G, Kimyai-Asadi A, Farshchian M. Drug-induced skin reactions: a 2-year study. Clin Cosmet Investig Dermatol. February 2015; 9;8:53-6.
7. Murphy T, Yee KWL. Cytarabine and daunorubicin for the treatment of acute myeloid leukemia. Expert Opin Pharmacother [Internet]. October 2017 [cited 2019, January 17]. Available from: https://doi.org/10.1080/14656566.2017.1391216.
8. Ozlu E, Karadag AS. Drug-induced acneiform eruptions. InTech [Internet]. March 2017 [cited 2019, January 15]. Available from: http://dx.doi.org/10.5772/65634.
9. Priyadarshini C, Mohapatra J, Sahoo T, Pattnaik S. Chemotherapy induced skin toxicities and review of literature. IJC. March 2016; 10;3(3):1–16.
10. Ruben BS, Yu WY, Liu F, Truong SV, Wang KC, Fox LP. Generalized benign cutaneous reaction to cytarabine. J Am Acad Dermatol [Internet]. August 2015 [cited 2019, January 15]. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.jaad.2015.07.010.
11. Toxicology Data Network. Daunorubicin. Toxicology Data Network [reviewed 2010; cited 2019 January 17]. Available from: https://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/search2/r?dbs+hsdb:@term+@rn+@rel+20830-81-3.
12. Zhang B. Skin toxicity associated with clofarabine and cytarabine for the treatment of acute leukemia. YMTDL. January 2014; 1938.

Additional Files

Published

2021-07-15

How to Cite

1.
Septiantoro BP, Pradipta I. Erupsi Akneiformis Pada AML Dengan Regimen Kemoterapi “3 + 7”. Medica Hospitalia J. Clin. Med. [Internet]. 2021 Jul. 15 [cited 2024 Dec. 26];8(2):248-51. Available from: http://medicahospitalia.rskariadi.co.id/medicahospitalia/index.php/mh/article/view/609

Citation Check