Pengaruh Pemberian Difenhidramin Pada Pencegahan Agitasi Pasca Anestesi Pasien Pediatrik Dengan Sevofluran

Authors

  • Ika Cahyo Purnomo
  • Johan Arifin
  • Witcaksono .

DOI:

https://doi.org/10.36408/mhjcm.v4i3.330

Abstract

Latar belakang : Sevofluran adalah salah satu agen anestesi inhalasi yang banyak digunakan pada pediatri. Meski demikian kejadian agitasi lebih besar pada  pediatri  yang diberi anestesi dengan  sevofluran  dibandingkan dengan  yang diberi anestesi inhalasi lainnya. Delirium atau agitasi saat pulih sadar adalah masalah yang serius karena dapat menimbulkan bahaya saat pulih sadar baik pada diri mereka sendiri dan lingkungannya, termasuk tenaga kesehatan. Difenhidramin merupakan salah satu alternatif obat untuk penatalaksanaan farmakologis delirium dan agitasi akut pada pediatri di ruang rawat intensif.Namun demikian, belum terdapat penelitian tentang penggunaan obat ini untuk pencegahan delirium dan agitasi saat pulih sadar pasca anestesi.

Tujuan:Untuk mengetahui pengaruh difenhidramin terhadap pencegahan agitasi/emergence delirium pada saat pulih sadar pada pediatrik yang menjalani  anestesi umum dengan sevofluran

Metode: Penelitian dengan desain double blinded randomized controlled trial pada 50 anak berusia 10-21 bulan yang menjalani anestesi umum dengan sevofluran untuk pembedahan labioplasti.Subjek secara acak diberikan plasebo atau difenhidramin dosis tunggal 0,5 mg/kg intravena 15 menit sebelum obat anestesi inhalasi dihentika,. Subjek dilakukan ekstubasi dan diobservasi di ruang pulih sadar untuk adanya agitasi atau emergence delirium dan kelayakan untuk kembali ke ruang perawatan. Agitasi atau emergence delirium dinilai dengan Pediatric Agitation and Emergence Delirium Score (PAEDS) sedangkan kelayakan untuk kembali ke ruang perawatan dinilai dengan skor Steward. Bila PAEDS > 10 pasien dinilai mengalami agitasi atau emergence delirium dan diberikan rescue tranquilizer ketamin 0,1 mg/ kg. Jumlah rescue tranquilizer dan efek samping obat-obatan yang bermakna secara klinis juga dicatat.

Hasil: Terdapat perbedan bermakna kejadian agitasi atau emergence delirium kedua kelompok yaitu 40% pada kelompok kontrol dan 4 % pada kelompok difenhidramin (p= 0.005). Skor PAEDS satu menit pasca ekstubasi antar kelompok tidak menunjukkan perbedaan bermakna, namun pada saat subject mulai pulih sadar rerata PAEDS kelompok kontrol 10.1± 1.96, dan kelompok intervensi adalah 8.8±0.82 (p= 0.00). Tidak terdapat perbedaan bermakna pada lama rawat di ruang pulih sadar dan tidak terdapat efek samping yang bermakna secara klinis.

Kesimpulan: Pemberian difenhidramin intravena dosis tunggal sebelum ekstubasi dapat menurunkan angka kejadian agitasi/emergence delirium saat pulih sadar dan menurunkan skor Pediatric Agitation and Emergency Delirium Score (PAEDS) pada pasien pediatrik yang menjalani labioplasti dengan anestesi umum dengan sevofluran, tanpa memperpanjang waktu rawat di ruang pulih sadar.

Kata Kunci: Difenhidramin, agitasi, emergence delirium, sevofluran, PAEDS

Downloads

Download data is not yet available.

References

-

Additional Files

Published

2017-11-09

How to Cite

1.
Purnomo IC, Arifin J, . W. Pengaruh Pemberian Difenhidramin Pada Pencegahan Agitasi Pasca Anestesi Pasien Pediatrik Dengan Sevofluran. Medica Hospitalia J. Clin. Med. [Internet]. 2017 Nov. 9 [cited 2024 Apr. 20];4(3). Available from: http://medicahospitalia.rskariadi.co.id/medicahospitalia/index.php/mh/article/view/330

Issue

Section

Original Article

Citation Check