GAMBARAN HISTOPATOLOGI KULIT TIKUS WISTAR PADA PERIODE DEKOMPOSISI TERHADAP SUHU UDARA YANG BERBEDA
DOI:
https://doi.org/10.36408/mhjcm.v8i3.595Keywords:
histopatologi; kulit; suhu udara; waktu kematianAbstract
LATAR BELAKANG : Salah satu tujuan pemeriksaan forensik pada jenazah adalah menentukan perkiraan waktu kematian. Perubahan pada tubuh manusia setelah mati dapat berkontribusi dalam penentuan waktu kematian, namun hal ini cukup sulit bila kondisi jenazah sudah memasuki tahap pembusukan. Banyak metode telah dikembangkan untuk penentuan waktu kematian secara kuantitatif. Jaringan kulit merupakan bagian paling luar dari tubuh manusia yang juga mengalami perubahan setelah kematian sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk waktu kematian tanpa melakukan insisi yang luas pada tubuh.
TUJUAN : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu udara yang berbeda pada periode dekomposisi terhadap gambaran histopatologi kulit tikus wistar. Periode dekomposisi yang dipakai adalah 24, 48 dan 72 jam. Suhu yang dipakai adalah suhu rata-rata di kota Semarang tahun 2019 yaitu pada suhu 180C, 280C dan 390C.
METODE : Penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan ekperimental menggunakan kulit tikus wistar sebagai sampel. Sampel kemudian di analisa secara Patologi Anatomi dengan pewarnaan HE, dilihat epidermis, dermis, folikel rambut dan kelenjar sebasea dalam 5 lapang pandang besar untuk melihat derajat kerusakan menurut Carsana (0-5), kemudian dikategorikan menjadi kategori ringan, sedang dan berat. Data kemudian diolah dengan SPSS for windows versi 15.
HASIL : Perbadingan derajat kerusakan histopatologi kulit pada periode dekomposisi 24, 48 dan 72 jam terhadap suhu udara memberikan hasil yang signifikan dengan nilai p<0,05. Demikian juga dengan hasil uji kelompok suhu dibandingkan dengan periode dekomposisi memberikan hasil yang signifikan pada suhu 280C dan 390C.
KESIMPULAN : Penelitian ini menunjukan peningkatan suhu udara dan periode dekomposisi berbanding lurus dengan gambaran kerusakan histopatologi kulit.
Downloads
References
2. Dahlan Sofwan, Setyo Trisnadi. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Fakultas Kedokteran Unissula; 2019.
3. Zilg B, Bernard S, Alkass K, Berg S, Druid H. A new model for the estimation of time of death from vitreous potassium levels corrected for age and temperature. Forensic Sci Int [Internet]. 2015;254:158–66. Tersedia pada: http://dx.doi.org/10.1016/j.forsciint.2015.07.020
4. Kimura A, Ishida Y, Hayashi T, Nosaka M, Kondo T. Estimating time of death based on the biological clock. Int J Legal Med. 2011;125(3):385–91.
5. Schwarcz HP, Agur K, Jantz LM. A new method for determination of postmortem interval: Citrate content of bone. J Forensic Sci. 2010;55(6):1516–22.
6. Kovarik C, Stewart D, Cockerell C. Gross and histologic postmortem changes of the skin. Am J Forensic Med Pathol. 2005;26(4):305–8.
7. Nallathamby R, Babu B, Vaswani V, Kumar.B K. Postmortem changes in skin appendages-A histological study. IP Int J Forensic Med Toxicol Sci. 2020;4(4):130–6.
8. Hau Tc, Hamzah Nh, Lian Hh, Amir Hamzah Spa. Decomposition Process and Post Mortem Changes?: Review ( Proses Pereputan Decomposition Process and Post Mortem Changes?: Review. Sains Malaysiana. 2014;43(12):1873–82.
9. Madea B, Kernbach G. Estimation Of The Time Since Death. 3 ed. Madea B, editor. New York: CRC Press; 2016. 153–212 hal.
10. Clark MA, M.B W, Pless JE. Postmortem changes in soft tissues. W D Haglund M H Sorg (Eds), Forensic Taphon postmortem fate Hum Remain. 1997;
11. Bonte W, Bleifuss J, Volck J. Experimental Investigations In Post-Mortem Protein Degradation. Elsevier. 2000;
12. Woollen KC. Chilled to the Bone?: An Analysis on the Effects of Cold Temperatures and Weather Conditions Altering the Decomposition Process in Pig ( Sus Scrofa ) Remains. 2019;
13. Dix J, Graham M. Time of Death, Decomposition, and Identification: Causes of Death. Florida: CRC; 2000.
14. Byers S. Introduction Of Forensic Anthropology. New York: Taylor & Francis Group CRC Press; 2017.
15. Iscan M., Steyn M. The human skeleton in forensic medicine. New York: Thomas Publisher; 2013.
16. Mann RW, Bass WM, Meadows L. Time since death and decomposition of the human body: variables and observations in case and experimental field studies. J Forensic Sci. 1990;35:103–11.
17. Haglund W. Forensic taphonomy: Postmortem fate of human remains. New York: CRC Press; 1997.
18. Vass AA. Beyond the grave-understanding human decomposition. Microb Today. 2001;28:190–3.
19. Shedge R, Krishan K, Warrier V, Kanchan T. Postmortem Changes [Internet]. StatPearls. StatPearls Publishing; 2021 [dikutip 4 Maret 2021]. Tersedia pada: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30969563
20. Wei W, Michu Q, Wenjuan D, Jianrong W, Zhibing H, Ming Y, et al. Histological changes in human skin 32 days after death and the potential forensic significance. Sci Rep [Internet]. 2020;10(1):1–8. Tersedia pada: https://doi.org/10.1038/s41598-020-76040-2
21. Bardale R V., Tumram NK, Dixit PG, Deshmukh AY. Evaluation of histologic changes of the skin in postmortem period. Am J Forensic Med Pathol. 2012;33(4):357–61.
Additional Files
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2021 Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Copyrights Notice
Copyrights:
Researchers publishing manuscrips at Medica Hospitalis: Journal of Clinical Medicine agree with regulations as follow:
Copyrights of each article belong to researchers, and it is likewise the patent rights
Researchers admit that Medica Hospitalia: Journal of Clinical Medicine has the right of first publication
Researchers may submit manuscripts separately, manage non exclusive distribution of published manuscripts into other versions (such as: being sent to researchers’ institutional repository, publication in the books, etc), admitting that manuscripts have been firstly published at Medica Hospitalia: Journal of Clinical Medicine
License:
Medica Hospitalia: Journal of Clinical Medicine is disseminated based on provisions of Creative Common Attribution-Share Alike 4.0 Internasional It allows individuals to duplicate and disseminate manuscripts in any formats, to alter, compose and make derivatives of manuscripts for any purpose. You are not allowed to use manuscripts for commercial purposes. You should properly acknowledge, reference links, and state that alterations have been made. You can do so in proper ways, but it does not hint that the licensors support you or your usage.