Asupan Gizi Makro dan Mikro Sebagai Faktor Risiko Stunting Anak Usia 2-5 Tahun di Semarang

Authors

  • Salsa Bening

DOI:

https://doi.org/10.36408/mhjcm.v4i1.245

Abstract

Latar belakang : Stunting merupakan perawakan pendek yang disebabkan malnutrisi yang berlangsung kronis. Prevalensi stunting balita di Indonesia sebesar 37,2%, dan di Jawa Tengah mencapai 33,9%. Salah satu faktor risiko yang berpengaruh secara langsung terhadap kejadian stunting adalah asupan zat gizi. nelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kecukupan zat gizi makro dan mikro yang rendah sebagai faktor risiko kejadian stunting anak usia 2-5 tahun di Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Metode : Penelitian ini merupakan studi case-control yang dilakukan di Kecamatan Genuk, Kota Semarang dengan jumlah sampel 71 kasus (stunting) dan 71 kontrol (tidak stunting). Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan uji Chisquare dan multivariat menggunakan metode regresi logistik. Hasil : Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 2–5 tahun adalah tingkat kecukupan vitamin C yang kurang (p=0,004; OR=2,97; CI=1,406,31). Faktor yang tidak terbukti mempengaruhi kejadian stunting adalah tingkat kecukupan energi, protein, vitamin A dan kalsium. Simpulan : Tingkat kecukupan vitamin C yang rendah merupakan faktor risiko stunting pada anak usia 2-5 tahun di Kecamatan Genuk, Kota Semarang

Downloads

Download data is not yet available.

Additional Files

Published

2017-09-16

How to Cite

1.
Bening S. Asupan Gizi Makro dan Mikro Sebagai Faktor Risiko Stunting Anak Usia 2-5 Tahun di Semarang. Medica Hospitalia J. Clin. Med. [Internet]. 2017 Sep. 16 [cited 2024 Dec. 22];4(1). Available from: http://medicahospitalia.rskariadi.co.id/medicahospitalia/index.php/mh/article/view/245

Issue

Section

Original Article

Citation Check